Pembangunan serentak di Jakarta
Wadueeh.... pembangunan di Jakarta ini makin gencar saja ya. Coba tengok di perempatan Cempaka Putih, akan berdiri fly over. Di Senen juga dibangun underpass, perempatan pemuda juga sedang dikerjakan fly over. Pernah melintasi cawang-uki, nah disana lagi ada pembangunan jalan juga. Anda akan heran bila di LA (Lenteng Agung) juga terjadi pembangunan serupa. Mana lagi ya... pokoknya di Jakarta ini serentak dilaksanakan pembangunan jalan-jalan yang bisa sedikit memperlancar laju kendaraan, katanya orang "dibelakang meja". Trotoar?, ternyata tidak tersentuh sedikitpun.
Kenapa serempak dilaksanakan pembangunan tersebut dalam waktu hampir bersamaan, ini yang perlu ditelusuri alurnya. Tidak kaget koq dan jangan heran apabila setiap pembangunan / perbaikan / proyek pasti (tidakmungkintidak) ada biaya siluman 'pertama', biaya tak terduga 'kedua', dan biaya khusus 'ketiga'. Ketiga biaya tersebut adalah anggaran dana pemerintah daerah untuk suatu pembangunan setiap tahunnya. Angaran tersebut biasanya habis atau kata lain dihabiskan agar tahun berikutnya dana yang mengalir bisa lebih besar dari tahun kemarin. Apabila anggaran biaya tidak sampai habis atau masih setengah saja, maka anggaran berikutnya tidak akan menambah. Kenapa sampai begitu ? coba cari informasi ke "orang dalam".
Nah... aku coba lanjutkan masalah diatas (pembangunan serentak), disana terjadi kepentingan pribadi yang paling dalam yang mungkin bisa menambah keinginannya dan satu lagi "batas waktu memimpin". Kepentingan "pribadi" bisa diartikan keinginan memanipulasi anggaran dan anggaran yang ada adalah biaya pembangunan yang bisa dilaksanakan tahun kini "masa menjabat" atau tahun mendatang "pejabat baru". Mengenai batas waktu memimpin, ini yang disalahtafsirkan oleh pejabat yang ajimumpung dinegeri ini. Kala memimpin, kepentingan umum adalah pribadi-nya, anggaran pembangunan yang ditetapkan adalah anggaran-nya dan batas waktu memimpin adalah batas melaksanakan tugas-nya.
IntiSari dari semua ungkapan diatas adalah manipulasi selama menjabat.
Kenapa serempak dilaksanakan pembangunan tersebut dalam waktu hampir bersamaan, ini yang perlu ditelusuri alurnya. Tidak kaget koq dan jangan heran apabila setiap pembangunan / perbaikan / proyek pasti (tidakmungkintidak) ada biaya siluman 'pertama', biaya tak terduga 'kedua', dan biaya khusus 'ketiga'. Ketiga biaya tersebut adalah anggaran dana pemerintah daerah untuk suatu pembangunan setiap tahunnya. Angaran tersebut biasanya habis atau kata lain dihabiskan agar tahun berikutnya dana yang mengalir bisa lebih besar dari tahun kemarin. Apabila anggaran biaya tidak sampai habis atau masih setengah saja, maka anggaran berikutnya tidak akan menambah. Kenapa sampai begitu ? coba cari informasi ke "orang dalam".
Nah... aku coba lanjutkan masalah diatas (pembangunan serentak), disana terjadi kepentingan pribadi yang paling dalam yang mungkin bisa menambah keinginannya dan satu lagi "batas waktu memimpin". Kepentingan "pribadi" bisa diartikan keinginan memanipulasi anggaran dan anggaran yang ada adalah biaya pembangunan yang bisa dilaksanakan tahun kini "masa menjabat" atau tahun mendatang "pejabat baru". Mengenai batas waktu memimpin, ini yang disalahtafsirkan oleh pejabat yang ajimumpung dinegeri ini. Kala memimpin, kepentingan umum adalah pribadi-nya, anggaran pembangunan yang ditetapkan adalah anggaran-nya dan batas waktu memimpin adalah batas melaksanakan tugas-nya.
IntiSari dari semua ungkapan diatas adalah manipulasi selama menjabat.