Roti bakar sedikit Gosong
Malam ini pukul 21.15 wib, aku sempat kesel dan stres karena memikirkan jalanan di Jakarta yang sudah tidak bersahabat lagi. Kemacetan timbul dimana-mana, pembangunan tak terkontrol oleh pemerintah, pekerjaan yang tidak profesional dilakukan kontraktor dan terdengar nyaring bisikan penyiar radio FM Metro di 91.10 Mhz tentang macet, macet serta macet.
Disamping keyboard, sepotong roti bakar yang terbeli di Roti Bakar Pulo Mas tak tersentuh sama sekali. Lucu bila membayangkan roti bakar sedikit gosong ditaburi keju yang hampir menutupi roti tersebut, geli dan senyumpun terlihat didepan bayangan kaca. Bila teringat kemacetan sore tadi di sekitar pasar Senen, itu yang hampir sama dengan roti bakar gosong ditaburi keju yang sekarang ada di depan mata kepalaku.
Pembangunan di mana-mana, proyek serentak dilaksanakan, janji-janji akan dilaksanakan dengan secepatnya pekerjaan tersebut, solusi diobral agar kemacetan tidak terjadi kala pembangunan dijalankan dan yaaaa.... itu seperti roti bakar sedikit gosong ditaburi keju. Sudah jelas pelanggaran yang dilakukan kontraktor, pekerjaan yang tidak profesional, beban moral waktu tenaga serta biaya dibebankan kepada masyarakat eeehh yang memiliki kerjaan dan uang (pemerintah DKI/DPU) tidak menindak dan menegornya. Apabila calon mertuaku yang jadi pimpinannya maka akan kumarahin mertuaku itu dan kusuruh membuat permintaan maaf kepada masyarakat karena rencana pekerjaan pembangunan tidak sesuai serta mengakibatkan kemacetan berkepanjangan. Tidak itu saja, ku khan memberikan solusi kepada calon mertua agar pekerjaan yang dilakukan para kontraktor dilaksanakan siang malam supaya tidak menjadikan beban masyarakat. Dan kuberikan dukungan kepada calon mertua bila mengawasi langsung dilapangan daripada hanya menerima informasi lisan maupun tertulis dibalik meja kerja. Tak lupa akan kupuji, apabila calon mertuaku mengganti para kontraktor yang tidak mampu bekerja secara profesional kepada calon kontraktor yang mengerti akan etika kerja.
Apalagi yaaa........ pokoknya tidak seperti roti bakar sedikit gosong ditaburi keju.
Nah lhoo kasihan tuh yang diomongin, sudah setengah jam dikritik, dicuekin, kedinginan lagi tak tersentuh sama sekali. Hee..hee..he.. tahan banting juga setelah setengah jam tergeletak didepan mata kepala, masih enak juga ya roti bakarnya.
Disamping keyboard, sepotong roti bakar yang terbeli di Roti Bakar Pulo Mas tak tersentuh sama sekali. Lucu bila membayangkan roti bakar sedikit gosong ditaburi keju yang hampir menutupi roti tersebut, geli dan senyumpun terlihat didepan bayangan kaca. Bila teringat kemacetan sore tadi di sekitar pasar Senen, itu yang hampir sama dengan roti bakar gosong ditaburi keju yang sekarang ada di depan mata kepalaku.
Pembangunan di mana-mana, proyek serentak dilaksanakan, janji-janji akan dilaksanakan dengan secepatnya pekerjaan tersebut, solusi diobral agar kemacetan tidak terjadi kala pembangunan dijalankan dan yaaaa.... itu seperti roti bakar sedikit gosong ditaburi keju. Sudah jelas pelanggaran yang dilakukan kontraktor, pekerjaan yang tidak profesional, beban moral waktu tenaga serta biaya dibebankan kepada masyarakat eeehh yang memiliki kerjaan dan uang (pemerintah DKI/DPU) tidak menindak dan menegornya. Apabila calon mertuaku yang jadi pimpinannya maka akan kumarahin mertuaku itu dan kusuruh membuat permintaan maaf kepada masyarakat karena rencana pekerjaan pembangunan tidak sesuai serta mengakibatkan kemacetan berkepanjangan. Tidak itu saja, ku khan memberikan solusi kepada calon mertua agar pekerjaan yang dilakukan para kontraktor dilaksanakan siang malam supaya tidak menjadikan beban masyarakat. Dan kuberikan dukungan kepada calon mertua bila mengawasi langsung dilapangan daripada hanya menerima informasi lisan maupun tertulis dibalik meja kerja. Tak lupa akan kupuji, apabila calon mertuaku mengganti para kontraktor yang tidak mampu bekerja secara profesional kepada calon kontraktor yang mengerti akan etika kerja.
Apalagi yaaa........ pokoknya tidak seperti roti bakar sedikit gosong ditaburi keju.
Nah lhoo kasihan tuh yang diomongin, sudah setengah jam dikritik, dicuekin, kedinginan lagi tak tersentuh sama sekali. Hee..hee..he.. tahan banting juga setelah setengah jam tergeletak didepan mata kepala, masih enak juga ya roti bakarnya.