Pagi yang cerah di Jakarta
Pagi yang cerah di Jakarta dan pesona Monumen Nasional (Monas). Semalam, gerimis menerpa sebagian wilayah Jakarta dan pagi ini udara sejuk, bersih, segar bisa kurasakan di lingkungan Tugu Monas. Banyak warga ibu kota menikmati cuaca yang bersahabat ini juga para ibu-ibu senyum ceria menyaksikan anak balitanya lari kesana kemari bermain bola. Sayup-sayup terdengar alunan nada mengiringi langkah gerak para pesenam. Terkejut aku tiba-tiba penjual makanan, minuman menawarkan jualannya kepada semua orang. Aku mencoba membaca dan memperhatikan setiap kata yang terdapat pada papan pengumuman yang bunyinya "KENDARAAN RODA EMPAT/DUA DILARANG MASUK DAN TIDAK DIPERBOLEHKAN BERJUALAN DI LOKASI MONAS" dan para petugas keamanan yang lebih dari dua puluh orang tidak/kurang menjalankan tugasnya.
Setelah berolahraga di Monas, aku mencoba naik Busway dari Monas menuju Blok M dan kembali ke Kota. Hanya dibutuhkan waktu 20-30 menit x 2 perjalanan tersebut. Stress karena macet selama 3 tahun sedikit terobati dengan 30 menit tersebut.
Dalam perjalanan kucoba perhatikan asesori Bus yang terbilang mahal dan baru itu, dari peralatan transmitter, tape, kontrol pintu keluar masuk sampai tempat duduk sangat terasa kasar pembuatannya dan jauh beda dengan Bus PPD PATAS AC. Terlintas dibenak proyek 118 miliar.
Rasa bangga serta kepuasan kudapatkan di perjalanan dengan Busway, seketika itu sirna setelah tiba di kota. Stress dan rasa dongkol timbul diperjalanan berikutnya karena Trotoar yang seharusnya dikhususkan untuk pejalan kaki telah diserobot oleh pedagang kaki lima. Seandainya proyek berikutnya adalah Trotoarway !!!
Setelah berolahraga di Monas, aku mencoba naik Busway dari Monas menuju Blok M dan kembali ke Kota. Hanya dibutuhkan waktu 20-30 menit x 2 perjalanan tersebut. Stress karena macet selama 3 tahun sedikit terobati dengan 30 menit tersebut.
Dalam perjalanan kucoba perhatikan asesori Bus yang terbilang mahal dan baru itu, dari peralatan transmitter, tape, kontrol pintu keluar masuk sampai tempat duduk sangat terasa kasar pembuatannya dan jauh beda dengan Bus PPD PATAS AC. Terlintas dibenak proyek 118 miliar.
Rasa bangga serta kepuasan kudapatkan di perjalanan dengan Busway, seketika itu sirna setelah tiba di kota. Stress dan rasa dongkol timbul diperjalanan berikutnya karena Trotoar yang seharusnya dikhususkan untuk pejalan kaki telah diserobot oleh pedagang kaki lima. Seandainya proyek berikutnya adalah Trotoarway !!!