« Home | DLLAJ dan Terminal bayangan » | Kritikan pemerintah Jakarta » | Pagi yang cerah di Jakarta » | Mentari menampakkan wujudnya » 

Thursday, February 05, 2004 

Sengsaranya Penumpang Angkutan Umum

Sepulang dari UPN Pondok Labu, aku mencoba mencari Metro Mini 610 di pertigaan depan pasar pondok labu. Setengah jam menanti Metro Mini tak kunjung datang, setelah bertanya pada seseorang jawabannya adalah "Metro Mini 610 jarang sampai disini tetapi biasanya putar balik di depan sekolahan Al Ishar" ; duuuuh sengsaranya para penumpang angkutan umum ini.

Sebelum meneruskan jalan kaki menuju sekolahan Al Ishar yang jaraknya kurang lebih 50 meter, ku perhatikan kondisi lalulintas yang semrawut di pertigaan ini. Heran bahkan bingung melihat ketidak disiplinan sopir angkutan umum yang saling serobot untuk memuaskan kehendak, lampu lalulintas sudah menyala merah tidak dihiraukan, sudah tahu dilarang ngetem tetapi berjejer angkot 03 maupun angkot 61 serta banyak lagi berada di samping pasar pondok labu. Ditambah lagi dengan para pedagang yang memakan jalan (arah UPN) serta para pak ojek asik menunggu penumpang. Kucoba bertanya pada ibu tadi "selalu macet begini bu", jawabnya "benar dan setiap hari kondisinya macet, semrawut, saling serobot juga didepan itutuu angkot bila ngetem sampai panjang, tetapi bila ada Polisi pasti lancar dan teratur".

Aku pun menghayal sambil jalan kearah sekolahan Al Ishar, "coba didepan pasar pondok labu dibangun pos gabungan antara Polisi dan DLLAJ serta difasilitasi dengan TV maupun Komputer online internet 24jam, pasti bapak-bapak betah tinggal disana". hiii...hii..hi. Akhirnya......  kudapatkan juga Metro Mini 610 tepat pukul 17.00 wib setelah lelah berjalan dan menghayal Pos Gabungan
Masa Depan.

      >> Terlihat