« Home | Roti bakar sedikit Gosong » | Molornya Proyek Pembangunan di Ibu Kota » | Banjir » | Jakarta di hari minggu » | Sengsaranya Penumpang Angkutan Umum » | DLLAJ dan Terminal bayangan » | Kritikan pemerintah Jakarta » | Pagi yang cerah di Jakarta » | Mentari menampakkan wujudnya » 

Thursday, April 08, 2004 

Roti Bakar Pulo Mas

Sedikit kaget kala tiba di Roti Bakar Pulo Mas karna sudah berjejer motor didepan tempat tersebut. Sempat ku hitung ada 11 motor dan satu sepeda pancal, tetapi koq tumben ya... hanya beberapa mobil parkir disana. Biasanya sih kanan kiri jalan sekitar Roti Bakar penuh dengan mobil. Menunggu datangnya pesanan roti bakar dan mie goreng, kuperhatikan selintas anak-anak muda yang ada di meja sambil menikmati hidangannya serta bercanda tawa. Pada sisi belakang TV terdapat meja panjang yang penuh dengan pengunjung dan kesibukan pemilik warung semakin terasa kala datang lagi pengunjung yang mau menikmati roti, pisang atau mie.

Lima belas menit pesananku telah selesai yaitu roti bakar dengan keju diluar dan mie goreng (total sembilanribu rupiah), tetapi sayang sekali karena es tehbotol tidak ada. Perjalanan mencari es + teh botol bisa kudapatkan di warung MasMiskun yang letaknya ada di Rawasari. Sampai di kediaman waktu menunjukkan pukul 22.15 wib, panjang banget ya waktu kulewati.

Hidangan yang masih hangat tersebut kunikmati bersama sang pujaan hati sambil menonton acara televisi.