« Home | A Translation assistance service » | Sesaat » | Oktober mengikis sang musafir » | 26 Desember » | JAKARTA seperti Ibu Jari » | LARANGAN MEROKOK MEMBLE » | SMS Lebaran » | Kadaluarsa » | Keselek biji kedondong » | SPAM dan seni menempel » 

Sunday, November 09, 2008 

Bersama kita bisa

Kenapa sampai sekarang masih banyak yang ngatri minyak tanah, berderet memanjang hingga dua kelokan jerigen terikat ke tambang. Baru seminggu yang lalu pembagian kompor dan tabung elpiji di Kediri "Jawa Timur" sebagian di bagikan ke masyarakat, padahal banyak warga yang sudah lama dan lamaaaa menantikan "keburu meninggi harga minyak tanah".

Bersama Kita Bisa, lantas bagaimana listrik di sebagian Sumatra, Kalimantan masih senin - kamis untuk menyala. Satu generasi bodoh tetap dipelihara hingga sekarang.

Kini banyak bermunculan diberbagai daerah akan penderita busung lapar, dari tahun ke tahun, Bersama Kita Bisa, dan kita pun sudah tidak peka lagi terhadap korban. Berdalih akan gelombang krisis ekonomi global, apapun bisa dinaikkan.

Negeri ini terkenal dengan seribu pulau, negara maritim, kekayaan melimpah didarat maupun di lautan dan apakah kita masih bisa berkata, Bersama Kita Bisa, menggali kekayaan yang sudah tersedia melimpah itu. Petani semakin terkuras tenaganya dengan hasil yang mencekik leher, kehidupan nelayan semakin terpuruk mengharapkan solar kembali menurun.

Berbahagialah saudaraku yang bekerja di luar negeri, karena dengan mu, negeri ini memiliki devisa yang cukup. Negerimu, bangsa yang kurang pandai berterima kasih.

Labels:

hu..huuii..

Post a Comment