Tidak semua wakil rakyat di Gedung Kura-kura alias Gedung Parlemen RI memiliki mental buruk, bahkan banyak wakil rakyat yang benar merakyat dengan memperhatikan kedewasaan berpolitik, dan hanya sebagian kecil saja memiliki "mentah dalam sikap mental" juga kekanak-kanakan dalam berpolitik.

Lucunya, politikus yang mentah juga kekanak-kanakan berpolitik masih juga diberikan ruang serta panggung di media kaca dan ini menjadikan pembodohan politik bagi sebagian rakyat.
Rakyat tersenyum karena wakilnya suka nyinyir.

Masih teringat dengan kebohongan yang dilakukan seseorang waktu itu karena dianggap sang dewi politisi kawakan, seketika itu kedewasaan berpolitik diuji dan dipertontonkan khalayak umum hingga terjadi amarah disana. Politisi berbau akan memakan informasi mentah-mentah sedang politikus bermental baik akan mencari kebenaran terlebih dahulu.

Rakyat tersenyum kecut ketika ada wakilnya yang memakan informasi tersebut, bahkan para calon politikus saling berbagi dan mengunyah merasakan hidangan yang masih tertutup dan belum tersentuh itu. Seketika tabir terbuka dan mereka saling menyalahkan hidangan tersebut.

Kembali ke wakil rakyat yang suka minta disebut "Yang Terhormat atau Yang Mulia", politik itu seni bila untuk mewujudkan kebaikan bersama dan bisa juga politik itu kejam bila digunakan untuk kepentingannya dan golongannya.

Beberapa hari lalu, wakilnya rakyat memberikan "lelucon" lagi hingga rakyat tertawa terbahak-bahak dikarenakan menyikapi penghargaan yang diperoleh putri terbaik bangsanya.

Menteri keuangan Indonesia Ibu Sri Mulyani kembali dinobatkan sebagai Menteri keuangan terbaik di Asia Pasifik versi majalah keuangan FinanceAsia pada 2 April 2019. Dan ini yang ketiga kalinya sebagai Menkeu terbaik se-Asia Pasifik pada 2017 dan 2018.



Kami sebagai rakyat turut merasakan kebanggaan atas Ibu Sri Mulyani kembali dinobatkan sebagai Menteri keuangan terbaik di Asia Pasifik. Beberapa Srikandi Indonesia pada Kabinet Kerja turut melambungkan nama baik Indonesia di mata dunia.

Ketika kritikan (kata temenku, itu bukan kritik tapi nyinyir) wakil rakyat seolah-olah dia lebih baik juga lebih pintar dan berpengalaman, maka wakil tersebut bukan mewakili rakyat tetapi wakil golongannya.

"Mungkin beliau iri karena kinerjanya kali Sar" Jawab Dewi.
"Bisa juga sih, bahkan kami diminta maklum kinerja DPR jeblok" kata Sari.
"Koq aku nggak dimintain Sar?!!" sanggah Ratna.

#imajiner
#opini

Labels: Cinta Indonesia, Indonesia Maju, Nyinyir