« Home | Di Permak » | Jakarta di jaman Now » | Jakarta dengan 1001 masalah » | Hari Antikorupsi Internasional » | Kangen dengan "Pemahaman nenek Lu!" » | Koruptor Bermental Pengemis » | Meniup 1 April sepanjang hari » | Maaf saya korupsi » | Menjaring calon » | Embun pagi di pojok Surabaya » 

Sunday, September 02, 2018 

Fenomena jual beli

Akhir-akhir ini di Indonesia bahkan di berbagai belahan dunia sedang terjadi fenomena yang namanya jual beli online, sebagian jualannya terdengar unik dan mengagumkan, namun sebagian lagi dirasa cukup aneh atau bahkan mengerikan. Fenomena jual beli online namanya.

Deskripsi produk atau memberi keterangan untuk produk yang akan dijual secara online merupakan suatu hal yang sangat penting, sebab penjualan online tidak sama dengan penjualan barang secara langsung yang dipajang di etalase toko. Membeli barang secara offline, anda bisa mencicipi kue atau memegang dan merasakan langsung barang yang akan dibelinya. Berbeda dengan toko online yang hanya menawarkan barangnya sebatas gambar dan keterangan saja.


Fenomena jual beli online pakemnya adalah barang dan jasa yang mana persetujuan saling mengikat antara penjual, yakni pihak yang menyerahkan barang dan pembeli sebagai pihak yang membayar harga barang atau jasa yang dijual. Sekarang ini jual beli online merambah ke penjualan produk informasi.

Pakem jual beli sedikit tergeser dengan jual obral, gejala tersebut terjadi empat tahun silam dengan menyebar informasi yang benar dengan deskripsi akurat maupun mengobral informasi bohong dengan deskripsi provokatif.

"Jual beli informasi" atau nama lainnya memberikan dan menerima informasi  marak sekarang ini dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin cepat, terutama melalui media sosial.  Kamu memberi, saya borong dan itu yang terjadi beberapa tahun lalu hingga secuil informasi hoax bisa menyebar luas seperti MLM.

Fenomena dua puluh delapan belas menuju 2019 menggenangi sebagian sosmed hingga "penjual maupun pembeli" berebut lapaknya untuk meng-obral serta berbagi informasi, yang terjadi adalah informasi benar akan ditelan dengan kesadaran dan informasi tidak benar tak sengaja tertelan juga.  Inilah strategi pemasaran jual beli informasi.

Belajarlah Memilah dan Memilih Informasi yang Benar, dan juga sebelum membeli terlebih dahulu baca Deskripsinya yang dijual, cari informasi sebanyak mungkin para penjualnya dan rekam jejaknya, sebab marak sekarang ini si penjual dengan "rating Silver dan Gold" tetapi menyelipkan juga jualan benalu dibungkus kosa kata nyinyir.

Fenomena 2014 berbeda dengan 2019, karena dulu "kamu jual, saya beli" , tetapi sekarang beda karena banyak yang mengetahui jualannya sehingga sekarang "kamu jual, saya tawar terus" hingga mereka bosan jualan.

"koq lapaknya buka tutup mulu Des", kata Ratna.
"jualan oli bekas susah lakunya Rat sekarang ini, mending jualan Ember".
"kenapa.... takut OTT ya," sanggah Ratna sambil ketawa lepas.


Labels: ,