« Home | Jakarta di jaman Now » | Jakarta dengan 1001 masalah » | Hari Antikorupsi Internasional » | Kangen dengan "Pemahaman nenek Lu!" » | Koruptor Bermental Pengemis » | Meniup 1 April sepanjang hari » | Maaf saya korupsi » | Menjaring calon » | Embun pagi di pojok Surabaya » | Rai gedhek, muka tembok seperti beton » 

Friday, August 10, 2018 

Di Permak

Di Permak dua kali oleh orang yang sama hanya beda waktu dan kondisi saja.
Jins dengan bahan katun ini nampak bermanfaat karena penjahit sudah merombak sebagian dari celana jeans yang sudah berumur ini, secara kasat mata tidak ada tanda perubahan tersebut tetapi bila diperhatikan maka terlihat perubahan keadaan aslinya menjadi bentuk baru.


Memermak celana berbahan katun dikarenakan kondisi badan yang berbeda, pertama beli jeans agak terlalu panjang. Mau mengikuti trend cuffing alias menggulung lipatan satu kali, double-cuff, bahkan lebih dari 3 lipatan, masih kepanjangan. Karena celana jeans terlalu panjang banget terpaksa mencari penjahit untuk merombak dan memotong menjadi lebih pas.

Celana jeans menjadi celana favorit setiap orang termasuk saya sendiri, setelah lebaran celana semakin kedodoran dan kurang nyaman meskipun dikasih ikat pinggang.
Pernah mengenakan celana yang kedodoran?
Di Permak dua kali deh sama penjahit yang sama untuk mengkondisikan keadaan yang terjadi agar tampak rapi dan berkelas, bukan dipotong lagi bagian bawah tetapi mengubah bagian pinggang.

"Siapa yang mau di Permak," kata saya kepada sepuluh kemeja yang masih tergantung di hanger.




Labels: