Wacana Banjir di Jakarta
Marzuki: Banyak Wilayah Belum Tersentuh Bantuan Bencana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga-lembaga yang bertugas menanggulangi bencana dinilai tidak sigap dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Masih banyak korban banjir di Jakarta yang sampai hari ini masih belum tersentuh bantuan sama sekali.
Ketua DPR Marzuki Alie menyebutkan kita memiliki semua perangkat untuk penanggulanan bencana, ada BNPB, ada Kementerian Sosial yang memiliki anggaran yang sangat besar untuk mengatasi bencana seperti bencana kebanjiran yang melanda Jakarta saat ini.
"Namun faktanya masih banyak wilayah banjir yang sama sekali belum tersentuh oleh bantuan,” ujar Marzuki saat menyambangi korban banjir di wilayah Kampung Sukamulya, Grogol, Jakarta Barat, Sabtu (19/1/2013).
Marzuki Alie yang ditemani istrinya Asnawati Marzuki Alie yang juga Anggota DPD dari Sumantera Selatan dan Sekretaris Jenderal DPR Nining Indra Saleh melihat sendiri kesulitan masyarakat korban banjir yang mengalami kesulitan menghadapi banjir.
”Kondisi banjir, udara dingin, listrik mati, air tidak ada, masyarakat benar-benar susah. Bantuan pun belum tiba,” katanya.
Marzuki pun prihatin dengan kondisi ini dan mempertanyakan kemampuan lembaga-lembaga tersebut dalam mengatasi bencana karena yang terjadi di Jakarta saja penanganannya lambat, apalagi jika hal ini terjadi di daerah yang terpencil pula.
“Jakarta pusat segalanya, pemerintahan ada disini termasuk BNPB dan Kementrian Sosial kesulitan menghadapi bencana banjir. Bagaimana kalau itu terjadi di daerah yang terpencil pula dan lebih dari sekedar banjir?Bagaimana kalau Jakarta menghadapi bencana yang lebih besar?. Bagaimana daerah yang jauh dari raja?Di Jakarta yang banyak raja saja begini,” ujar Politisi Senior Partai Demokrat ini.
Dia pun menyayangkan sikap para pejabat yang terkait penanggulangan bencana yang sempat mematikan telepon seluler mereka karena sedang rapat.
”Saya telepon berkali-kali handphonenya tidak aktif, padahal situasi seperti ini handphone mereka seharusnya aktif 24 jam. Kalau memang sedang rapat, yah berikan pada ajudan, jangan dimatikan,” kata Marzuki Alie.
--------------
Wacana Banjir di Jakarta amatlah beragam, kenapa baru menyadari sekarang setelah terjadi "kadaluarsa". Membandingkan Jakarta dengan kota atau desa di pelosok, sungguh mengherankan karena Jakarta tidak sama dengan Ibu Jari.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga-lembaga yang bertugas menanggulangi bencana dinilai tidak sigap dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Masih banyak korban banjir di Jakarta yang sampai hari ini masih belum tersentuh bantuan sama sekali.
Ketua DPR Marzuki Alie menyebutkan kita memiliki semua perangkat untuk penanggulanan bencana, ada BNPB, ada Kementerian Sosial yang memiliki anggaran yang sangat besar untuk mengatasi bencana seperti bencana kebanjiran yang melanda Jakarta saat ini.
"Namun faktanya masih banyak wilayah banjir yang sama sekali belum tersentuh oleh bantuan,” ujar Marzuki saat menyambangi korban banjir di wilayah Kampung Sukamulya, Grogol, Jakarta Barat, Sabtu (19/1/2013).
Marzuki Alie yang ditemani istrinya Asnawati Marzuki Alie yang juga Anggota DPD dari Sumantera Selatan dan Sekretaris Jenderal DPR Nining Indra Saleh melihat sendiri kesulitan masyarakat korban banjir yang mengalami kesulitan menghadapi banjir.
”Kondisi banjir, udara dingin, listrik mati, air tidak ada, masyarakat benar-benar susah. Bantuan pun belum tiba,” katanya.
Marzuki pun prihatin dengan kondisi ini dan mempertanyakan kemampuan lembaga-lembaga tersebut dalam mengatasi bencana karena yang terjadi di Jakarta saja penanganannya lambat, apalagi jika hal ini terjadi di daerah yang terpencil pula.
“Jakarta pusat segalanya, pemerintahan ada disini termasuk BNPB dan Kementrian Sosial kesulitan menghadapi bencana banjir. Bagaimana kalau itu terjadi di daerah yang terpencil pula dan lebih dari sekedar banjir?Bagaimana kalau Jakarta menghadapi bencana yang lebih besar?. Bagaimana daerah yang jauh dari raja?Di Jakarta yang banyak raja saja begini,” ujar Politisi Senior Partai Demokrat ini.
Dia pun menyayangkan sikap para pejabat yang terkait penanggulangan bencana yang sempat mematikan telepon seluler mereka karena sedang rapat.
”Saya telepon berkali-kali handphonenya tidak aktif, padahal situasi seperti ini handphone mereka seharusnya aktif 24 jam. Kalau memang sedang rapat, yah berikan pada ajudan, jangan dimatikan,” kata Marzuki Alie.
--------------
Wacana Banjir di Jakarta amatlah beragam, kenapa baru menyadari sekarang setelah terjadi "kadaluarsa". Membandingkan Jakarta dengan kota atau desa di pelosok, sungguh mengherankan karena Jakarta tidak sama dengan Ibu Jari.