« Home | Virus abang » | Terasa malam ini » | Gali lubang tutup lubang » | Kesenjangan tlah tercipta » | Kelakar kurang bagus » | Bak control samping pintu Tol Rawamangun » | ISENG » | Bisikan Hati » | Selamat ULTAH nik » | Setelah melewati pintu keluar Tol Cililitan, terli... » 

Friday, March 24, 2006 

Namanya Asih

Masih ada perasaan yang tak menentu di hati bila ingat sorot matanya yang kurasa berbeda dari minggu kemarin dan setengah bulan lalu. Sorot mata kehampaan terlihat jelas dan senyum yang sedikit dipaksakan tuk menyapaku dihari ini.


Asih, itu nama yang pernah terdengar digendang pendengaranku. Bangku sekolah selalu menantikan, buku bacaan tempat ilmu yg didapat tlah sirna dalam genggaman dan pengetahuan akan kehidupan dikota besar semakin menumpuk yg selayaknya tak perlu didapatkan dalam usianya.  Sungguh menyayat kalbu bila menelusuri jejak hidupnya bersama teman-teman sebaya yg telah digoreskan di setiap perempatan jalan, dari satu tempat ketempat lainnya dan menantikan belas kasih.
Asih, kutahu disela-sela waktu senggang yg menemanimu selalu kau berucap; "Bisakah kumenikmati masa-masa kecil, masa yg penuh dengan canda tawa sambil belajar. Apakah bisa kumelanjutkan pendidikan disekolah". Duuh...Gusti...

Apakah bisa kumelanjutkan pendidikan disekolah... Apakah bisa kumelanjutkan pendidikan disekolah......Apakah bisa kumelanjutkan pendidikan disekolah......Apakah bisa kumelanjutkan pendidikan disekolah dan tersadar diri ini kala klakson dibelakang beberapa kali dibunyikan karena nyala lampu lalulintas sudah kewarnahijau. Suara-suara sendu lirih dari bibir seorang anak bernama Asih masih tergiang digendang pendengaranku hingga kuinjakkan kaki didepan kediaman.

Teringat akan peristiwa tahun lalu yaitu diadakannya kampanye tiap-tiap partai politik dan janji-janji harum nan mempesona ditebarkan ke masyarakat agar bisa memilihnya. Memilih untuk memperjuangkan orang miskin, pendidikan gratis, taraf hidup ditingkatkan dan kemakmuran dalam segala bidang. Pesta pun dimulai hingga aktifitas masyarakat terfokus ke Pemilihan Umum "Pemilu" yaitu memilih perubahan serta janji akan kemakmuran.

Awal 2006 hingga detik ini masih banyak Busung lapar "KURANG GIZI" yang diderita saudara-saudara kita dari sabang sampai merauke. Pendidikan Gratis ???    jangankan di wilayah terpencil, di Ibukota negeri ini masih banyak anak-anak meminta belas kasih dijalan jalan agar kelangsungan pendidikannya berjalan.     Kemakmuran..., lebih baik kita berdo'a menurut keyakinan dan tak lupa selalu...selalu dan selalu mengingatkan Pemerintah akan janji yang pernah dilontarkan.

Beberapa link informasi :
-  Sekolah Gratis
-  Pendidikan Dasar Gratis Sudah Saatnya Diberlakukan
-  BBM Naik, Pendidikan Tidak Gratis

kemakmuran dan kesejahteraan itu ada bang.. tapi tidak merata..

emang mandra ngiklanin apa sih..? *kuper*

mudah2an semakin banyak anak yg bisa sama2 kita bantu. salam solidaritasKEBERSAMAAN

ya kita coba sisihkan rejeki kita meski hanya semampu kita asalkan rela semoga jadi berkah dan bisa meringan kan beban mereka

Post a Comment