« Home | Jakarta dengan 1001 masalah » | Hari Antikorupsi Internasional » | Kangen dengan "Pemahaman nenek Lu!" » | Koruptor Bermental Pengemis » | Meniup 1 April sepanjang hari » | Maaf saya korupsi » | Menjaring calon » | Embun pagi di pojok Surabaya » | Rai gedhek, muka tembok seperti beton » | Perilaku buruk pengendara motor » 

Saturday, July 14, 2018 

Jakarta di jaman Now

Selamat datang di Jakarta Jaman Now yang kasar, dan Njlimet dalam bertutur kata menggunakan ragam teori. Sebagaimana diketahui bahwa kota terbesar dengan beragam suku warganya serta sebutan kota metropolitan yang keras di sandang oleh kota Jakarta, itu kala jaman old.



Seorang pemimpin mempunyai cara dan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda dalam membangun serta memajukan DKI Jakarta sekelas ibukota negara lain. Para netizen pun menyikapi kepemimpinan atau penguasa Ibukota dengan dua pandangan yaitu jaman old dan jaman now.  Di mata netizen, apapun bisa dipandang dan disikapi dengan baik, santai serta tertawa, karena netizen juga menggali data agar apa yang ditertawakan bisa membangun kesadaran yang sudah hilang.

Jakarta di Jaman Now lebih mementingkan kekuatan kata-kata meskipun melingkar-lingkar penuh teori sedangkan jaman old lebih mementingkan kerja karena yang dilihat hasilnya. Pemerintahan di jaman old menerapkan melayani rakyat dengan memberikan informasi yang lengkap dan akurat, dijaman now menyandingkan pelayanan yang dilayani.

Teringat Gubernur jaman old melakukan perubahan besar-besaran menjadikan Jakarta lebih baik, maju, transparan, birokrasi yang bersih cepat juga bebas pungli dengan adanya Smart City, memimpin dengan menata kota.  Gubernur jaman now pun melakukan langkah strategi perubahan besar-besaran meskipun menabrak Jakarta yang lebih baik.
"Gaya memimpin memang harus beda Sis," ujar Sari dengan santainya.
"Terus apa lagi perbedaan yang lainnya," kata Ratna.

"Begini, Sis",
Masalah Anggaran di Jakarta jaman Now para netizen suka mengkritik karena aneh, sedang jaman old sebagian anggota DPRD bahkan DPR yang lebih senang meributkan.
Untuk masalah standar kerja cukup tinggi diterapkan di Jakarta jaman old, sebaliknya standar yang membumbung tinggi dipakai pada jaman now sehingga kebingungan memikirkan karna batas daya pikir yang kurang sampai.  Satu lagi yang membedakan pengambilan keputusan pada jaman old yaitu pemimpin selalu dominan dalam mengambil keputusan, sedangkan di jaman now segalanya menjadi dominan.

"Oo.. begitu, lantas yang bikin geger netizen hingga terpingkal-pingkal apa Say?," tanya Ratna ke Sari.
Inilah beda kepemimpinan di jaman Now tersebut yaitu menyulap Jakarta jadi kota yang instagramable sedangkan pada jaman old menjadikan kota yang memanusiakan manusia.
Dan lucunya pemimpinnya suka dibilang sebutan salah satu fauna yaitu "anjing" karena mengawasi dan menjaga aset warga atau uang rakyat agar tidak dicolong, sedang di jaman now rakyatlah yang selalu aktif mengawasi pemimpinnya.

"Kalau masalah Lip service dan lip balm itu gimana Say?" desak Ratna yg pingin tahu.
"Khan sudah kamu pakai semua Sis" Jawab Sari sambil tersenyum.

Jadi begitulah Jakarta di jaman now yang selalu berpedoman keberpihakan sehingga menjadikan Jakarta jadi kota membahagiakan warganya, memimpin dengan menata kata. Untuk bisa memujudkan hal tersebut maka pemimpin harus memimpin dengan menggunakan kata-kata dan juga harus bisa copy paste pelaksanaan program kerja dengan cara piknik ke sejumlah negara.
"Jadi ini masalah anggaran juga Say?" ucap Ratna spontan.

"Bukan anggarannya tetapi pemahamannya, gitu lho Sis" kata Sari.
Di jaman old, dalam menyisir anggaran membutuhkan waktu dan dibantu memakai alat Serit lagi sehingga bisa ketahuan mana yang pemahaman nenek lu! dan mana yang wajar.
"Serit itu apa?" tanya Ratna.
"Sisir rambut yang sering dipakai nenek lu untuk mencari kutu" jawab Sari.
"Gakbener tuh, nenek gue gak pake Serit karena suka creambath" sangkal Ratna sambil manyun bibirnya.

Satu lagi candaan netizen bikin geger dunia maya yaitu sebutan Gabener dan Wagabener sebagai pengganti kata Gubernur dan Wakil Gubernur. Itulah Jakarta di Jaman Now.

"Ah... Jakarta jaman now semakin lucu dengan berbagai dagelannya" ucap Dewi yang sedari tadi menguping obrolan temennya dari balik pintu.


Labels: